Langsung ke konten utama

Dunia Mikron Abu Vulkanik

Yah gue nulis lagi, bosen gaada kerjaan buat beberapa hari kedepan. Postingan kali ini gue jamin lebih serius dari 3 postingan sebelumnya. Belum baca ? mending gausah.

Sumber : Tempo.co

Masih ingat dengan letusan Gunung Kelud 2014 silam ? Kalau ingat yaudah. Kena dampak letusannya ? Kalau iya yaudah sama. Dampaknya apa aja sih ? pasti lu udah jelas tau kalau sering buka twitter waktu itu (waktu twitter masih rame). Di twiiter booming banget tuh penggunaan masker, maskernya kudu dibalik pula. Kenapa ? karena konon katanya abu vulkanik Gunung Kelud waktu itu bentuknya tajam-tajam. Sayangnya, gambar-gambar yang lu lu liat di twitter itu bukanlah gambar abu vulkanik Gunung Kelud yang sebenarnya, kobisa ? gue pernah liat gambar-gambar itu di jurnal internasional jadi gue simpulin gambar itu cuma comotan dari risetnya orang.

Nah, dampak letusannya itu mulai dari awan panas yang membakar daerah sekitar lereng gunung hingga abu vulkanik yang beterbangan hingga ratusan kilometer. Bahkan tahun 2010 lalu si awan panas Gunung Merapi sampai memakan korban jiwa. Oke OOT, ini Gunung Kelud.

Lalu, sebenernya abu vulkanik bentuknya kaya apa sih ? Disini gue bakal ngeshare gambar abu vulkanik Gunung Kelud yang telah dianalisa menggunakan mikroskop elektron. Mikroskop elektron yang gue gunakan ini adalah jenis SEM (Scanning Electron Microscope) dimana instrumentasi ini dapat memberikan gambar 3 dimensi detil dengan perbesaran maksimal hingga skala 10 Angstrom (10^-9 meter).

Gambar ini murni hasil analisa gue. Bullshit ? Serius kaga !! sampel ini dianalisa di Puslit (Pusat penelitian) Kimia LIPI, kawasan PUSPIPTEK Serpong, Banten. Jauh amat hmmm soalnya alatnya adanya disini dan ngurusnya ga ribet. Kalau gue ngurusnya di universitas negeri bakal ruibet banget.

Dah, langsung aja simak gambar dibawah ini


Gambar : Perbesaran 50x

 Gambar : Perbesaran 100x

Gambar : Perbesaran 500x

Gambar : Perbesaran 1000x

Gambar : Perbesaran 5000x

Gambar : Perbesaran 10.000x



Gimana gambarnya ? keren keren kan. Untuk analisa seperti ini kurang lebih dibutuhkan biaya 400 ribu rupiah untuk sekali analisa. Mahal banget ya ? yaiyalah. Instrumen ini denger2 gasampe 10 unit di Indonesia dan hanya ada di universitas-universitas ternama serta institusi riset.

Cara analisanya gimana ? lumayan ribet. Mulai dari sterilisasi hingga pelapisan menggunakan cairan tertentu. Entah apa fungsinya, gue cuma nurutin aja. Lah, ngapain capek-capek liat gambar abu vulkanik ? hobi fotografi (yaelah pake elektron fotografinya) kah atau cuma iseng-iseng semata ? Tunggu lanjutannya di postingan (kali ini penting) selanjutnya. Bhay





Komentar

  1. Ralat: Penggunaan istilah yang benar adalah "Abu Vulkanis", bukan "Abu Vulkanik". Tulisan yg bagus! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh iya ternyata setelah gue cek di KBBI gaada istilah vulkanik. Wah parah nih korban tv tv gue gan. Makasih atas masukan dan apresiasinya :D

      Hapus

Posting Komentar

Popular Posts

Kumpulan Karya Ilmiah dan Essay #3

Cara Legal Download Jurnal Elsevier dengan Akun Email Universitas

Santos Ltd: Perusahaan Multinasional yang Menyokong Kebutuhan Gas di Indonesia